0
Home  ›  Astronomi  ›  Blood Moon  ›  Fenomena Langit  ›  Fenomena Langka  ›  Gerhana Bulan September 2025  ›  Gerhana Bulan Total  ›  Indonesia  ›  Jadwal Gerhana Bulan  ›  Observasi Gerhana Bulan  ›  Sains  ›  Total Lunar Eclipse

Gerhana Bulan Total September 2025: Blood Moon Terlihat Jelas di Indonesia!

"Gerhana Bulan Total (Blood Moon) 7-8 September 2025! Saksikan fenomena langka ini di seluruh Indonesia tanpa alat khusus. Jadwal & panduan lengkap."

Bulan Darah pada bulan September 2015. Deanne Fortnam. kredit: www.timeanddate.com

Langit Indonesia akan kembali menyuguhkan pemandangan langka dan memesona pada 7 hingga 8 September 2025, yaitu fenomena Gerhana Bulan Total, yang juga dikenal sebagai Blood Moon atau Bulan Darah. Peristiwa astronomi ini dapat disaksikan dari seluruh wilayah Nusantara, menjadikannya kesempatan istimewa bagi para pengamat langit.

Apa Itu Gerhana Bulan Total (Blood Moon)?

Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya Matahari yang seharusnya menerangi Bulan terhalang oleh bayangan Bumi. Peristiwa ini hanya terjadi saat Bulan berada dalam fase purnama, ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada posisi sejajar secara berurutan.

Ada tiga jenis gerhana bulan secara umum:
Ilustrasi bayangan-bayangan yang dihasilkan Bumi. Kredit: Future
  • Gerhana Bulan Penumbra: Terjadi ketika Bulan hanya melewati bayangan luar Bumi (penumbra). Perubahan kecerahannya sangat samar dan sulit diamati dengan mata telanjang.
  • Gerhana Bulan Sebagian: Terjadi saat sebagian permukaan Bulan tertutup bayangan inti Bumi (umbra). Fenomena ini bisa diamati langsung.
  • Gerhana Bulan Total: Ini adalah momen paling dramatis, di mana seluruh Bulan masuk ke dalam bayangan inti Bumi. Saat ini, Bulan akan tampak berwarna merah darah, sehingga sering dijuluki "Blood Moon". Warna kemerahan ini muncul karena sinar Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan menyaring cahaya biru dan membiasakan cahaya merah, yang kemudian memantul kembali dari permukaan Bulan. Cahaya merah yang tidak tersebar akibat atmosfer Bumi dibelokkan atau dibiaskan ke arah Bulan.

Gerhana Bulan Total ini dipastikan dapat disaksikan dari Indonesia. Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, mengonfirmasi bahwa fenomena ini akan tampak di Indonesia pada malam hari 7-8 September 2025. Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa Gerhana Bulan Total dapat teramati di Indonesia.

Jadwal Fase Gerhana Bulan Total 7-8 September 2025 di Indonesia
Peta visibilitas gerhana Bulan total 7-8 September 2025. Kredit: Dominic Ford
Gerhana Bulan Total kali ini diperkirakan berlangsung selama total 5 jam 27 menit, dengan fase totalitas sekitar 82 hingga 83 menit. Berikut rincian jadwalnya dalam berbagai Zona Waktu Indonesia:
  • Fase Penumbra Dimulai:
    • 22.28 WIB (7 September 2025)
    • 23.28 WITA (7 September 2025)
    • 00.28 WIT (8 September 2025)
  • Fase Sebagian Dimulai:
    • 23.35 WIB (7 September 2025)
    • 00.26 WITA (8 September 2025)
    • 01.26 WIT (8 September 2025)
  • Fase Total Dimulai:
    • 01.11 WIB (8 September 2025)
    • 01.30 WITA (8 September 2025)
    • 02.30 WIT (8 September 2025)
  • Puncak Gerhana (Maksimum):
    • 01.11 WIB (8 September 2025)
    • 02.11 WITA (8 September 2025)
    • 03.11 WIT (8 September 2025)
  • Fase Total Berakhir:
    • 02.33 WIB (8 September 2025)
    • 02.53 WITA (8 September 2025)
    • 03.53 WIT (8 September 2025)
  • Fase Parsial Berakhir:
    • 02.56 WIB (8 September 2025)
    • 03.56 WITA (8 September 2025)
    • 04.56 WIT (8 September 2025)
  • Keseluruhan Gerhana Selesai (Penumbra Berakhir):
    • 03.55 WIB (8 September 2025)
    • 04.55 WITA (8 September 2025)
    • 05.55 WIT (8 September 2025)

Mengapa Gerhana Ini Istimewa?

Gerhana Bulan Total ini terasa lebih dramatis karena terjadi hanya 2,7 hari sebelum Bulan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi (perigee), membuatnya terlihat sedikit lebih besar dari biasanya. Fenomena ini tergolong sangat gelap karena sekitar 36 persen wajah Bulan akan berada di dalam umbra, menciptakan pemandangan gelap yang intens dengan nuansa merah yang menonjol.

Menurut Puannandra dari BRIN Indonesia, untuk tahun 2025, Indonesia hanya kebagian satu gerhana saja, berbeda dengan tahun 2023 yang mendapatkan Gerhana Matahari dan terkadang bisa mendapatkan 2 sampai 3 Gerhana Bulan. Selain itu, momen Blood Moon ini istimewa karena merupakan yang kedua di tahun 2025 dan satu-satunya yang dapat disaksikan dengan jelas dari Indonesia, sementara wilayah Amerika dan Eropa tidak dapat melihat fenomena ini. Gerhana bulan total serupa baru akan terjadi kembali di Indonesia pada tahun 2033, sehingga ini adalah kesempatan langka yang tidak boleh dilewatkan.

Cara Aman Menyaksikan Gerhana Bulan Total

Berbeda dengan gerhana Matahari yang memerlukan alat pelindung khusus untuk mata, Gerhana Bulan dapat dilihat langsung tanpa bantuan alat apapun (mata telanjang). Observatorium Bosscha menegaskan bahwa gerhana ini bisa dinikmati dengan mata telanjang dari seluruh wilayah Indonesia, tanpa peralatan khusus.

Untuk mendapatkan pengalaman melihat yang maksimal, disarankan:
  • Pilihlah lokasi dengan langit terbuka yang bebas dari halangan seperti gedung tinggi atau pepohonan.
  • Usahakan berada di tempat yang minim polusi cahaya, seperti pegunungan, desa, pantai, atau taman kota agar pandangan ke langit lebih jernih.
  • Meskipun tidak wajib, penggunaan teropong atau teleskop kecil dapat membantu melihat detail permukaan Bulan dengan lebih menakjubkan.
  • Gunakan aplikasi astronomi seperti Stellarium atau Sky Map untuk memantau posisi Bulan secara real-time.
  • Jika Anda ingin mengabadikan momen ini, siapkan kamera dengan pengaturan manual dan tripod agar hasil foto lebih stabil dan tajam.

Satu-satunya dampak signifikan dari fenomena gerhana bulan ini pada permukaan Bumi, sama seperti Bulan purnama atau Bulan baru, adalah meningkatnya pasang laut.

Jadi, persiapkan diri Anda untuk menyaksikan keindahan langka Blood Moon ini pada malam 7 hingga 8 September 2025. Ini adalah kesempatan emas untuk menikmati keajaiban alam semesta yang menakjubkan secara langsung!
Abdul Rasyid
Saya adalah seseorang yang gemar berpikir dan menggali makna dari hal-hal di sekitar. Ketertarikan saya meliputi sains, teknologi, teori fisika, dan berbagai topik menarik lainnya. Bagi saya, belajar adalah perjalanan tanpa akhir—dan setiap pertanyaan adalah langkah awal menuju pemahaman yang lebih dalam.
Posting Komentar
Additional JS